Perkembangan Fisik yang Terjadi pada Janin Usia 3 Bulan
Kondisi usia ini, janin secara fisik telah mirip dengan bayi manusia. Secara umum, seluruh organ utama janin sudah terbentuk dan ususnya telah masuk di dalam rongga perut. Berikut adalah penjelasan lebih rinci terkait perkembangan masing-masing sistem yang ada dalam tubuh janin usia 3 bulan:
1. Penampakan Luar
Tubuh sudah nampak sebagai manusia. Kepala sudah tegak namun besarnya belum proporsional. Kulit tampak kemerahan, halus, namun masih terlihat transparan. Organ-organ utama janin sudah terbentuk.
2. Sistem Tulang
Beberapa tulang sudah terbentuk secara sempurna. Pembentukan tulang menyebar. Tulang kian berkembang menyesuaikan kadar kalsium yang dimiliki. Lapisan otot polos dapat terlihat dalam cekungan di daerah panggul. Di dalam sum-sum mulai terjadi pembentukan darah.
3. Sistem Gerak
Di usia ini janin telah dapat bergerak secara bebas. Bayi sudah aktif menendang, menggerakkan tangan, hanya saja ibu belum banyak menyadari pergerakan ini. Gerakan janin akan mulai dirasakan ibu kelak jika sudah mencapai usia kehamilan 16 minggu.
4. Sistem Respirasi
Sejak janin usia 3 bulan, sistem respirasi sudah bisa dilihat meskipun irama dan frekuensinya belum reguler. Nantinya jika janin sudah mencapai usia 34 minggu, gerak napas akan jauh lebih teratur yakni berkisar antara 40-60 kali/menit yang diselingi dengan periode apnea (jeda). Di usia ini mulai tampak pita suara.
5. Sistem Pencernaan
Secara lebih jelas, kerja sistem pencernaan dapat mulai diamati di usia ini, tentu saja menggunakan USG. Di usia ini sudah mulai mengeluarkan empedu juga. Langit-langit mulut sudah menyatu secara sempurna.
6. Sistem Saraf
Secara umum sistem saraf sudah mulai berfungsi sejak usia janin 10 minggu, ditandai dengan janin bergerak dan gerakan kaki. Beberapa hormon sudah dihasilkan di usia 3 bulan ini. Beberapa hormon tersebut di antaranya hormon pertumbuhan, ACTH, prolaktin, LH, juga FSH.
Hal-Hal yang Harus Ibu Lakukan Ketika Janin Menginjak Usia 3 Bulan
Pada janin usia 3 bulan ini, ada beberapa hal yang berubah pada ibu. Morning sickness atau sensasi rasa mual yang biasa terjadi sudah mulai banyak berkurang. Ibu mulai menemui fase nyamannya. Meski demikian, kebutuhan nutrisi ibu hamil tetap harus diperhatikan karena perkembangan janin masih terus berlanjut.
Lantas apa saja yang perlu ibu konsumsi?
1. Asam folat
Asam folat sangat penting untuk menghasilkan sel darah merah dan pertumbuhan janin. Selain itu, asam folat penting untuk perkembangan sistem saraf. Bahkan, mengingat pentingnya asam folat ini sebaiknya dikonsumsi 3 bulan sebelum kehamilan dan dilanjutkan dalam masa awal kehamilan. Hal ini terbukti dapat menekan kerusakan tabung saraf seperti spina bifida misalnya.
Kebutuhan asam folat satu harinya berkisar 600 mcg setara dengan 2 lusin kuning telur. Dapat diperoleh dari sayuran hijau dan buah, gandum, susu, sereal, brokoli, kacang-kacangan, pisang, avocad, kuning telur, dan lainnya. Selain itu, asam folat juga diproduksi dalam bentuk tablet yang bisa dikonsumsi secara harian. Tenaga kesehatan terkait biasanya memberikan tablet ini saat pemeriksaan kehamilan.
2. Zat besi
Zat besi dibutuhkan dalam perkembangan janin karena dapat membentuk hemoglobin, sel darah merah yang berperan penting membawa oksigen dan makanan ke janin. Sehinga penting bagi ibu hamil untuk mengonsumsi zat besi selama kehamilannya. Kebutuhan akan zat besi berkisar 33 mg setiap harinya setara dengan 1 kg bayam.
Biasanya sebagai upaya pencegahan kekurangan zat besi, saat melakukan pemeriksaan kehamilan, tablet zat besi akan diberikan juga. Namun jika ingin memperoleh zat besi secara alami bisa dengan mengonsumsi daging sapi, hati sapi, udang, kentang, roti gandum, tempe, kacang, dan sayuran hijau. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan anemia, berat bayi lahir rendah, bahkan mengganggu pembentukan otak janin.
3. Kalsium
Kalsium penting dalam pembentukan tulang janin. Sehingga ibu perlu mengonsumsinya baik sebelum maupun selama hamil. Kalsium tersedia dalam bentuk tablet, namun bisa juga didapatkan dari susu atau produk turunannya, kedelai, brokoli, sayuran hijau, ikan bertulang seperti teri atau sarden.
Kebutuhan kalsium selama hami tiap harinya berkisar antara 950 mg setara dengan 4 gelas susu. Perlu diketahui bahwa jika ketersediaan kalsium kurang, tubuh akan mengambil cadangan kalsium yang dimiliki ibu sehingga mempertinggi risiko pengeroposan tulang (osteoporosis).
4. DHA
Nutrisi yang penting untuk perkembangan janin usia 3 bulan berikutnya adalah DHA, yang merupakan komponen asam lemak utama pada otak dan erat terkait dengan pertumbuhan otak janin. Jenis makanan yang banyak mengandung DHA ini di antaranya ikan salmon, daging, telur, minyak ikan, dan susu. Kebutuhan DHA setiap harinya berkisar 200-300 mg setara dengan 200 gram ikan tuna. Jika kebutuhan DHA ini tidak terpenuhi selama masa kehamilan, akan berpotensi mengganggu pertumbuhan otak janin.
Tips Menyiapkan Makanan pada Masa Kehamilan
Melihat kebutuhan nutrisi yang cukup beragam dalam menunjang perkembangan janin di usia 3 bulan ini, ibu perlu memahami cara menyiapkan makanan yang baik dan sehat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
- Jika memasak daging, hilangkan dahulu lemak-lemak yang menempel. Pilih cara memasak dengan mengukus atau memasak dengan microwa ve. Hindari memasak dengan cara digoreng untuk menghindari kolesterol.
- Saat memasak tumis, dianjurkan menggunakan satu sendok teh minyak zaitun ditambah dengan sedikit air atau dengan kaldu blok yang dilarutkan dalam ±250 ml air panas.
- Ganti penggunaan mayones, krim salad, atau krim asam dengan yoghurt.
- Untuk menyuplai kalsium dalam tubuh, bisa dengan menambahkan susu skim bubuk pada minuman bersusu atau saat memanggang.
- Hindari konsumsi makanan mentah atau setengah matang. Ini untuk menghindari parasit toxoplasma atau bakteri salmonella. Hindari juga mengonsumsi buah dan sayur yang belum tercuci dengan baik.
- Hindari juga mengonsumsi buah yang mengandung gas seperti durian dan nangka misalnya. Hal ini disebabkan karena buah tersebut dapat memproduksi gas di dalam lambung sehingga bagi ibu hamil yang memiliki maag, bisa menimbulkan rasa kembung dan mual.
- Hindari konsumsi teh dan kopi. Kopi bersifat diuretik yakni dapat memicu produksi urine berlebih sehingga meningkatkan resiko kekurangan cairan (dehidrasi). Sebaiknya diperbanyak konsumsi air putih segar, jus buah, juga susu.


No comments:
Post a Comment